perjalananku


CERITA PERJALANANKU BAGAIMANA BISA MASUK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)


NAMA           : VINA FITRIYANI
NIM                : 4111417003
KELOMPOK : SATU (EIGEN)


Nama saya Vina Fitriyani biasa dipanggil Vina. Saya berasal dari Brebes. Saya akan meceritakan perjalanan saya bagaimana saya bisa masuk ke perguruan tinggi hingga akhirnya saya memilih Universitas Negeri Semarang (UNNES). Sebelumnya saya ucapkan Syukur dahulu kepada Allah SWT karena saya telah diberikan jalan sesuai keinginan saya.  Dulu, waktu saya masih duduk dibangku SD kelas 6 saya terinspirasi dengan sosok guru saya. Beliau adalah lulusan UNNES dengan sarjana pendidikan. Dulunya beliau masuk jurusan PGSD. Ketika itu, saya pernah berkata bahwa saya ingin kuliah di UNNES.
Singkat cerita, ketika saya masuk MTs kakak laki-laki saya pernah menyarankan saya supaya kalau lulus SMA nanti saya bisa melanjutkan ke sekolah tinggi kedinasan salah satunya adalah STAN. Waktu MTs saya bercita-cita ingin menjadi guru Matematika karena saya sangat menyukai mata peajaran yang satu ini. Selain itu, saya juga terinspirasi dengan guru-guru Matematika di MTs. Setegas apapun saya tetap menyukainya karena dalam mengajar beliau sangat mudah dipahami penjelasannya.
Kemudian setelah lulus MTs saya melanjutkan ke MA Al-Hikmah 2 Benda Sirampog Brebes. Akan tetapi saya hanya bertahan 1 tahun, selanjutnya saya pindah sekolah di MAN 1 Brebes. Dan ketika saya masuk kelas XII, wali kelas saya menyuruh para siswanya untuk menuliskan keinginannya setelah lulus dari Aliyah. Ketika itu saya menuliskan bahwa saya ingin kuliah sambil bekerja. Masa-masa kelas XII inilah yang menjadi moment bersejarah bagi siswa-siswi SMA. Mereka diharuskan lebih rajin belajarnya karena akan menghadapi Ujian Nasional yang menentukan kelulusan Mereka. Dikelas XII ini juga siswa disarankan untuk mengikuti seleksi SNMPTN bagi yang berminat untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. SNMPTN ini memungkinkan siswa masuk perguruan tinggi tanpa seleksi/tes tetapi hanya melalui  nilai raportnya. Ketika saya mendaftar SNMPTN sebelumnya saya harus melakukan verifikasi daftar nilai terlebih dahulu. Sebelum saya memilih UNNES, saya juga berkeinginan masuk UNJ, UNDIP, UPI, dan masih banyak lagi. Tetapi saya berfikir, saya merupakan siswi MAN dimana sekolah tersebut masih dipandang biasa-biasa saja. Akhirnya saya singkirkan keinginan itu. Lalu  saya memilih UNNES sebagai pilihan pertama dan UNSOED sebagai pilihan kedua. Saya merasa agak pesimis bagaimana mungkin saya bisa lolos diperguruan tinggi tersebut. Karena prodi yang saya pilih adalah Matematika Murni, prodi yang tidak jarang orang mengatakan sulit dalam proses pembelajarannya. Tetapi saya tidak berpikir lebih, intinya saya memilih Matematika Murni karena prospek kerjanya lebih luas. Misalkan saya memilih pendidikan maka jaminannya adalah menjadi guru. Saat itu saya benar-benar sudah tidak berminat lagi untuk jadi guru. Alasan saya pesimis juga karena nilai matematika saya grafiknya naik-turun. Jadi saya hanya bisa berserah diri, lolos tidaknya Allah swt lah yang menentukan. Saya punya keinginan masuk kuliah dengan alasan supaya bisa membenahi perekonomian keluarga saya. Saya juga masuk kuliah harus mendaftar bidikmisi, karena secara ekonomi keluarga saya tidak mampu untuk membiayai kuliah saya.
Tepat pada hari Rabu tanggal 26 April 2017 dimana hari tersebut merupakan hari yang ditunggu – tunggu oleh para siswa yang mengikuti seleksi SNMPTN. Pada jam 14.00 saya langsung memberanikan diri untuk membuka pengumaman sendiri walaupun ada rasa degdagan. Tetapi ketika saya membuka hasil pengumumannya, saya sedikit tidak percaya. Bagaimana mungkin saya bisa lolos di UNNES dengan pilihan pertama. Ya kalaupun lolos, perkiraanku masuk di pilihan ke dua yaitu pendidikan IPA. Saya merasa sangat senang, kemudian saya langsung menghampiri ibu saya dan mengatakan kalau saya lolos SNMPTN di UNNES. Selain itu saya juga mengabarkan kakak laki-laki dan perempuan saya. Disitu saya meminta saran mereka untuk diambil atau tidak. Dan saya pun berikrar jika saya lolos bidikmisi maka saya akan lanjut kuliah, tetapi jika tidak lolos bidikmisi maka pilihan terakhir adalah bekerja terlebih dahulu untuk mengumpulkan modal dan tahun depannya baru mulai kuliah.
Selain mendaftar SNMPTN saya juga mendaftar SPAN-PTKIN di IAIN Pekalongan dan IAIN Purwokerto. Saya juga lolos dijalur tersebut yaitu di IAIN Pekalongan dengan bidikmisi tahap pertama jurusan pndidikan matematika. Saya merasa bingung memilih Universitas yang sudah menerima saya antara UNNES atau IAIN Pekalongan. Tapi saya yakin dari hati yang paling dalam pilihan pertama saya adalah UNNES. Disisi lain wali kelas saya menyarankan supaya saya memverifikasi keduanya di UNNES dan di IAIN Pekalongan. Akan tetapi saya hanya memverifikasi UNNES karena jadwal pengumpulan berkas-berkas IAIN Pekalongan bertabrakan dengan jadwal pembekalan di UNNES. Sebelum ada pengumuman hasil SNMPTN sebenarnya saya berminat untuk mendaftar di STAN yang dibuka pada awal Maret. Karena padatnya jadwal ujian di bulan maret seperti USBN, UM dan UAMBN membuat saya sulit menyempatkan waktu untuk mendaftar di STAN lewat online. Selain itu juga orang tua saya sedang tidak mempunyai uang dan uang tabunganku habis untuk melunasi persyaratan mengikuti ujian dan membayar uang kenang-kenangan. Akhirnya saya singkirkan niat saya untuk mendaftar di STAN.
Setelah melakukan pembekalan di UNNES saya juga masih menunggu pengumuman bidikmisi. Tepat pada tanggal 19 Mei 2017 alhamdulillah saya dinyatakan lolos bidikmisi di UNNES. Ibu saya menangis haru mendapatkan kabar tersebut dan mengajak saya untuk sujud syukur kepada ALLAH SWT. Beliau dan kakak-kakak saya terus mensupport saya untuk kuliah di UNNES. Berkat doa-doa orang yang selalu menyayangiku dan kebaikan Allah SWT kepada hambanya akhirnya saya diberikan kesempatan untuk melanjutkan di Perguruan Tinggi yaitu UNNES. Prinsip saya yaitu dimanapun dan kapanpun selalu menjaga amanah ibu. Sebuah perkataan adalah doa. Perkataanku sewaktu kecil ingin masuk ke UNNES akhirnya tersampaikan seperti sekarang ini. Sekian dan terima kasih.






Komentar